Dharma-Artha Forum 2010
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Zen Music
April 2024
MonTueWedThuFriSatSun
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930     

Calendar Calendar


Buddhisme, Agama atau Filsafat?

+2
Yanuar
me_is_me
6 posters

Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by me_is_me Thu Jan 14, 2010 5:01 pm

Buddhisme, Agama atau Filsafat?


Buddha menyebut ajarannya sebagai Dhamma-vinaya – “doktrin dan disiplin” -- tetapi selama berabad-abad, orang berusaha untuk mengelompokkan ajaran-ajarannya tersebut dalam berbagai cara. Mereka mencoba untuk memasukkannya ke dalam pemikiran bercorak budaya, filsafat dan agama yang sudah ada.

Buddhisme adalah sistem moral – sebuah cara hidup – yang memiliki tujuan yang sangat spesifik dan memiliki beberapa aspek baik dari segi agama maupun filsafat.


Buddhisme adalah filsafat
Seperti sebagian besar ilmu filsafat, Buddhisme mencoba untuk membingkai rumitnya keberadaan manusia di dunia ini dan berusaha untuk meyakinkan kita bahwa sebenarnya ada keteraturan yang mendasari segala sesuatu di dalam alam semesta. Di dalam Empat Kebenaran Mulia, Buddha menguraikan hal-hal berikut: di dunia ini terdapat penderitaan (dukkha), yang memiliki sebab, yang memiliki akhir, dan memiliki cara untuk mencapai keadaan akhir tersebut. Ajaran tentang kamma memberikan kita suatu penjelasan yang menyeluruh, logis dan konsisten mengenai hukum sebab akibat. Bahkan
pandangan Buddhis tentang kosmologi, yang pada awalnya mungkin terasa jauh, merupakan perluasan yang logis dari hukum kamma. Menurut Dhamma, logika yang dalam dan tidak tergoyahkan dapat menembus dunia.

Buddhisme bukan filsafat
Tidak seperti filsafat-filsafat lainnya, yang menggunakan spekulasi dan kemampuan berpikir untuk menemukan kebenaran yang logis, untuk mendapatkan pemahaman dan kebijaksanaan sejati, Buddhisme menggunakan pengamatan langsung terhadap pengalaman pribadi seseorang serta dengan mengasah kemampuan-kemampuan tertentu. Spekulasi yang tidak bergerak (idle speculation) bukan merupakan praktek Buddhisme. Pemahaman kognitif mengenai konsep Buddhis dapat didapatkan dengan cara belajar di kelas, membaca buku serta berdebat. Walaupun demikian, inti dari ajaran Buddhisme tidak akan pernah ditembus dengan cara-cara tersebut. Dhamma bukanlah sebuah sistem pemikiran abstrak yang dirancang untuk mengembirakan para intelektual. Sebaliknya, dhamma adalah peta yang disediakan untuk digunakan, yang fungsinya adalah untuk mengantarkan seseorang ke tujuan utama, nibbana.

Buddhisme adalah agama
Di dalam inti setiap agama besar dunia terdapat sebuah tujuan yang bersifat
transcendent (melampaui), yang dikelilingi oleh prinsip-prinsip ajarannya. Di
dalam Buddhisme, kebenaran ini adalah nibbana, ciri dari lenyapnya penderitaan dan tekanan. Sebuah kebenaran sejati yang memiliki perbedaan yang menonjol dari apa pun yang bisa kita temui dalam pengalaman indera biasa kita. Nibbana adalah sine qua non (sesuatu yang harus ada/tidak terpisahkan) dari Buddhisme, bintang penuntun dan tujuan utama yang
ditunjukkan oleh seluruh ajaran-ajaran Sang Buddha. Oleh karena tujuannya yang memiliki sifat transcendent (melampaui) yang mulia itulah, kita bisa juga menyebut Buddhisme sebagai sebuah agama.

Buddhisme bukan agama
Walaupun demikian, berbeda sekali dengan agama-agama besar dunia lainnya, Buddhisme tidak memohon pada keilahian apa pun. Di dalam Buddhisme, tidak ada Sang Maha Pencipta atau Sang Pribadi, tidak ada Roh Kudus atau Tuhan maha pengasih yang bisa kita mintakan pertolongannya untuk keselamatan. Sebaliknya, Buddhisme meminta kita untuk mengembangkan diri dengan usaha sendiri: untuk mengembangkan
kebijaksanaan, kita hendaknya membedakan yang baik dan tidak baik di dalam kita sendiri, serta mempelajari bagaimana cara memelihara yang baik dan menghapus yang jahat. Ini adalah jalan menuju kesempurnaan tertinggi dalam Buddhisme, nibbana. Bahkan Buddha pun tidak dapat membawa Anda mencapai tujuan tersebut; Anda sendiri yang harus berlatih untuk menyelesaikan perjalanan tersebut.

“Oleh karena itu, Ananda, jadilah pulau bagi dirimu sendiri, berlindung pada dirimu sendiri, dengan tiadanya pelindung yang lain; dengan Dhamma sebagai pulaumu, Dhamma sebagai pelindungmu, dengan tiadanya pelindung yang lain.” (Digha Nikaya 16)

Terlepas dari sifat tanpa Tuhannya, praktek Buddhis tetap memerlukan adanya keyakinan. Keyakinan ini bukanlah kepercayaan membuta, yang menerima begitu saja apa yang dikatakan sang Buddha seperti yang ditulis dalam kitab, tanpa adanya pola pikir kritis. Sebaliknya, keyakinan itu disebut saddha, keyakinan yang terlahir dari berlindung kepada Triratna (tiga permata); saddha adalah kemauan untuk mempercayai bahwa Dhamma, apabila dilatih dengan rajin, akan menuntun kita untuk memetik hasil yang dijanjikan sang Buddha. Saddha adalah penerimaan yang bersifat sementara terhadap ajaran. Ajaran adalah subjek yang akan dievaluasi dengan kritis pada waktu seseorang berlatih, dan harus diseimbangkan seiring dengan
berkembangnya kekuatan kebijaksanaan orang tersebut. Bagi banyak umat Buddha, keyakinan ini diekspresikan dan dikuatkan melalui praktek pemujaan tradisional, seperti bernamaskara dan mengulang kalimat-kalimat dari teks bahasa Pali. Walaupun praktek-praktek ini dari luarnya memiliki kemiripan dengan ritual berbagai agama-agama ilahi, kegiatan-kegiatan ini bukanlah doa atau permintaan keselamatan yang ditujukan pada Makhluk tertentu. Sebaliknya, praktek-praktek ini merupakan gerakan-gerakan yang berguna dan memberikan inspirasi, yang menunjukkan kerendahan hati dan rasa hormat terhadap kemuliaan dan nilai dari Triratna (Tiga Permata) itu sendiri.

Catatan
1. Menurut kosmologi Buddhis, setiap makhluk hidup mendiami salah satu dari 31 alam kehidupan, salah satunya adalah alam manusia. Beberapa alam ini merupakan rumah para makhluk (deva) yang memiliki kekuatan luar biasa serta tubuh yang luar biasa halus – atau bahkan tidak memiliki tubuh. Walaupun demikian, status kedewaan mereka ini tidak bertahan lama. Seperti makhluk hidup lainnya, mereka tidak abadi, mereka pun terikat pada kematian dan dapat dilahirkan kembali di alam kehidupan lainnya tergantung pada kesucian dan keterampilan perbuatan mereka (kamma). Salah satu dari deva ini, sang Dewa Brahma, begitu diselimuti oleh khayalannya sendiri, sehingga beliau percaya bahwa dirinya adalah makhluk yang paling kuat
dan pencipta alam semesta ini yang mengetahui segalanya (lihat Digha Nikaya 11).

Diambil dari website Access to Insight (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bullitt/bfaq.html#neither-and-both), diterjemahkan bebas oleh me_is_me.
me_is_me
me_is_me

Posts : 7
Points : 0

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by Yanuar Thu Jan 14, 2010 7:53 pm

waw, pertamax

baru tau nih ci.... tp belum baca, ini baru mulai mau baca
Yanuar
Yanuar
Administrator

Male Aquarius Cat
Posts : 36
Points : 2
Birthday : 1988-01-26
Location : Jakarta
Quote : tea cup

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by me_is_me Thu Jan 14, 2010 8:18 pm

semoga bermanfaat. ^^
me_is_me
me_is_me

Posts : 7
Points : 0

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by Alexander Prasetya Thu Jan 14, 2010 8:56 pm

wah.....izinkan baca nya bertahap...beraat ui.....>.<

Alexander Prasetya

Male Virgo Snake
Posts : 40
Points : 2
Birthday : 1989-09-20
Location : Jakarta

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by franklin_z_z Thu Jan 14, 2010 11:41 pm

ci anne..
kenapa saya anggap budhizt sebagai filsafat hidup yah?? jujur aj neh,mnrt saya,budhist duh yg bkn saya jd lbh baik,jdny saya pikir budhist itu dapat mempengaruhi saya untuk berbuat lebih baik..makanya saya bilang budhist sebagai filsafat hidup yg dapat membangun seseorang gt,,hehe..gmn tuh ci anne? hehe
franklin_z_z
franklin_z_z

Male Posts : 9
Points : 0
Location : Jakarta
Quote : OVJ..

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by me_is_me Sat Jan 16, 2010 2:37 pm

Kalo menurut saya, agama ataupun filsafat hidup yang kita pegang merupakan sebuah pilihan dan cocok2an. Ketika kita menemukan sesuatu yang cocok dengan kita dan kemudian kita pilih, hal tersebut pasti akan menimbulkan dan mengembangkan hal-hal yang positif di dalam diri kita. Misalnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Nah, kalau ternyata Buddhisme telah mampu membuat kamu menjadi lebih baik, itu tandanya bahwa kamu cocok dengan ajaran tersebut & kamu juga telah berusaha menjalankan ajaran tersebut dengan baik. Smile
me_is_me
me_is_me

Posts : 7
Points : 0

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by Sandy Sat Jan 16, 2010 3:19 pm

Buddhis adalah pola pikir ketergantungan bgmn cara manusia itu memegang teguh pada Buddhism dan cara pandang terhadap Buddhism atas keyakinannya...
Sandy
Sandy
Administrator

Male Scorpio Horse
Posts : 262
Points : 12
Birthday : 1990-11-07
Location : Jakarta
Quote : I need 1 Win 1 Lose 1 Draw & 1 Girl Only

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by Yenny Francisca Salim Sat Jan 16, 2010 5:04 pm

menurut gw c, buddhis hanya mengajurkan tapi tidak harus, tergantung gimana cara pikir doank. u yg buat, u jg yg terima Very Happy dlm buddhis jg mengandung disiplin, filsafat, sains (all about IPA), psikologi...smua ilmu ada didalam buddhis (yg positif tentunya) Smile
Yenny Francisca Salim
Yenny Francisca Salim

Capricorn Horse
Posts : 33
Points : 0
Birthday : 1991-01-02

Back to top Go down

Buddhisme, Agama atau Filsafat? Empty Re: Buddhisme, Agama atau Filsafat?

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum